Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2003/08/15 |
|
Jumat, 15 Agustus 2003 Bacaan : Hakim-hakim 6:11-16 Setahun : Yesaya 58-60 Nas : Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat (1Korintus 1:27)
|
|
Kita kerap mendengar orang mengatakan, "Saya hanya seorang ibu rumah tangga." "Saya hanya seorang tukang sapu." "Saya hanya seorang mahasiswa yang biasa-biasa saja." Merendahkan diri di hadapan Allah bukanlah hal baru. Di zaman Perjanjian Lama, misalnya, ketika Allah mencari seseorang untuk mengalahkan bangsa Midian yang menyusahkan, Dia memilih Gideon, orang biasa, dengan memanggilnya "pahlawan yang gagah berani" (Hakim-hakim 6:12). Gideon menjawab, "Dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku" (ayat 15). Namun Allah tetap mengatakan, "Bukankah Aku mengutus engkau? ... Akulah yang menyertai engkau" (ayat 14-16). Gideon menjadi orang pilihan Allah, karena di mata-Nya tak seorang pun "tidak berarti". Tuhan hanya memberikan 300 orang untuk membantunya, bukan ribuan (7:1-7), supaya Allah sajalah yang akan menerima kemuliaan. Rasul Paulus juga mengajarkan bahwa Allah memilih orang yang bodoh, lemah, tidak terpandang, dan yang hina bagi dunia. Dia mempermalukan orang yang berhikmat dan kuat "supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah" (1 Korintus 1:29). Jika Anda merasa "tidak berarti", ingatlah panggilan Allah kepada Gideon. Tuhan juga ingin memakai Anda untuk melakukan perkara yang jauh lebih besar daripada yang pernah Anda pikirkan -- Joanie Yoder ALLAH MEMAKAI ORANG BIASA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |