Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2011/08/13 |
|
Sabtu, 13 Agustus 2011 Bacaan : Matius 21:33-46 Setahun : Yesaya 40-42 Nas : Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia (Matius 21:45-46a)
|
|
Menerima kritik memang tidak enak. Telinga kita terasa panas dan lidah kita ingin segera membantah. Kalau kita punya kekuasaan yang cukup, kita ingin membungkam si pengkritik dengan cara apa pun, seperti yang digambarkan dalam film V for Vendetta. Film ini mengisahkan tentang situasi negara Inggris yang di masa depan dipimpin oleh seorang diktator. Suatu hari sang diktator menerima kritik da-ri seseorang. Tak lama kemudian, sekelompok pasukan menyergap si pengkritik tersebut. Lalu nasibnya tak pernah terdengar lagi sejak saat itu. Dalam perikop Alkitab kita hari ini, Yesus mengkritik imam-imam kepala dan orang Farisi melalui perumpamaan-Nya. Secara spesifik, Dia mengkritik bahwa mereka selama ini telah menolak Allah, bahkan hendak membunuh Anak-Nya. Akan tetapi, bukannya para imam dan orang Farisi bertobat, mereka malah berusaha menyingkirkan Yesus. Kita tahu bahwa akhirnya mereka menangkap dan menyalibkan Yesus. Maka, kritik yang Yesus sampaikan tentang mereka sungguh menjadi kenyataan. Kritik memang tidak enak didengar. Namun kalau dikelola dengan baik, kritik dapat menjadi sesuatu yang berharga. Caranya, dengan dengan tidak langsung bereaksi pada saat dikritik. Sebaliknya, tenangkan diri dan renungkan isi kritik itu. Kalau memang isinya benar, berterima-kasihlah kepada si pengritik dan mulailah mengubah diri kita. Kalau isi kritik itu salah, selidiki mengapa sampai orang me-lemparkan kritik tersebut. Mungkin ada sesuatu yang membuat orang itu salah mengerti tentang kita. Klarifikasikan hal tersebut. Kritik yang terasa pahit bisa saja menghasilkan buah yang manis -- ALS KRITIK MEMANG TAK ENAK DIDENGAR, TAPI PERLU
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |