Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/08/13 |
|
Jumat, 13 Agustus 2010 Bacaan : Kejadian 25:29-34, 28:6-9 Setahun : Mazmur 87-88; Roma 14 Nas : Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" (Kejadian 25:32)
|
|
Grusa-grusu adalah sebuah istilah yang dipakai untuk menjelaskan sikap seseorang yang serba terburu-buru dan tidak berpikir panjang dalam menyikapi sesuatu. Akibatnya, orang yang demikian kerap kali mengambil keputusan yang tidak bijaksana. Dan akhirnya, ia harus menuai masalah di kemudian hari karena keputusan tersebut. Esau adalah seorang tokoh di Alkitab yang tercatat kerap bertindak grusa-grusu. Dalam dua bagian bacaan hari ini, kita temukan setidaknya dua tindakannya yang demikian. Pertama, tindakannya menjual hak kesulungan demi roti dan masakan kacang merah karena ia sangat lapar. Kedua, tindakannya yang grusa-grusu mengambil istri-perempuan yang tidak diperkenan orangtuanya. Akibatnya, Esau menghadapi banyak masalah dengan orangtuanya; ia meremehkan dan mencampakkan arti pentingnya berkat Allah atas hak kesulungan. Dan, bangsa Edom, keturunannya, juga terkena dampaknya.Ada banyak sebab seseorang bertindak grusa-grusu. Bisa karena dikuasai nafsu seperti Esau, panik, percaya diri secara berlebihan, dan sebagainya. Adalah penting untuk tetap menjaga diri tidak bertindak ceroboh dalam situasi-situasi tersebut. Caranya bisa dengan menahan diri untuk tidak segera mengambil keputusan. Sebaliknya, berusaha mencari pendapat dari orang lain terlebih dahulu, terutama orang yang bersikap kritis terhadap kehidupan kita-orang-orang yang tidak segan menegur atau menasihati kita. Sebab masukan mereka sangat menolong kita melihat aspek-aspek yang sebelumnya tidak bisa kita lihat. Dengan perspektif baru ini kita dapat mengambil keputusan untuk bertindak lebih bijaksana -- ALSAMBILLAH SETIAP KEPUTUSAN TIDAK DENGAN GRUSA-GRUSU
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |