Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2001/08/11 |
|
Sabtu, 11 Agustus 2001 Bacaan : Wahyu 6:12-17 Setahun : Yesaya 46-48 Nas : Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap murka Anak Domba itu (Wahyu 6:16)
|
|
Biasanya orang tidak berbicara dengan batu-batu. Jarang ada orang yang melewatinya lalu berkata, "Hai, Batu. Apa kabar?" Namun tatkala akhir zaman itu tiba, orang-orang tidak hanya akan berbicara, tetapi juga akan berteriak kepada batu-batu. Hal ini dijelaskan dalam Wahyu 6, ketika meterai keenam dibuka. Selama empat meterai pertama penghakiman dibuka, tampaklah empat makhluk penunggang kuda belum berbuat apa-apa. Saat meterai kelima dibuka, jiwa-jiwa para martir di surga berseru kepada Allah, menanyakan berapa lama lagi Allah akan menunda untuk membalaskan kematian mereka. Saat meterai keenam dibuka, terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan kekacauan yang hebat di angkasa, yakni pada matahari, bulan, dan bintang (ayat 12,13). Saat itulah para pemimpin dunia dan orang-orang biasa akan berseru kepada gunung-gunung dan batu-batu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap . murka Anak Domba itu!" (ayat 16). Ayat ini menggambarkan tentang murka Allah pada akhir zaman ketika Dia menghukum bangsa-bangsa atas segala kejahatan mereka. "Siapakah yang dapat bertahan?" tanya penulis (ayat 17). Jawabnya: "Tak seorang pun." Allah itu penuh kasih dan panjang sabar (Mazmur 86:15, Roma 2:4). Namun satu hari kelak murka-Nya yang dahsyat itu tidak akan tertahankan lagi sehingga batu-batu sekalipun tak dapat menyembunyikan mereka yang patut menerima hukuman-Nya-DCE UNTUK MELEPASKAN DIRI DARI MURKA ALLAH
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |