Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2003/08/09 |
|
Sabtu, 9 Agustus 2003 Bacaan : Matius 26:36-46 Setahun : Yesaya 40-42 Nas : Tuhan telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita sekalian (Yesaya 53:6)
|
|
Sesudah membasuh kaki para murid-Nya dan merayakan Paskah bersama, Yesus mengajak mereka ke taman dan "mulailah Ia merasa sedih dan gentar" (Matius 26:37). Setelah membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes lebih jauh masuk ke taman, Dia berkata, "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku" (ayat 38). Kemudian Yesus maju sedikit dan "sujud". Kata-Nya, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (ayat 39). Dan Dia melakukan hal ini tiga kali (ayat 44). Bagaimana kita dapat menjelaskan dalamnya kepedihan yang dialami Yesus? Hanya dengan memahami arti "cawan" yang Yesus minta agar diambil oleh Bapa. Dengan menerima cawan itu, Dia akan memikul "kejahatan kita sekalian" (Yesaya 53:6). "Cawan" itu dipenuhi oleh dosa-dosa dari semua makhluk di dunia. Kepedihan hati di Getsemani memuncak di salib, dalam seruan-Nya yang menyayat hati: "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46). Penderitaan fisik Yesus belum seberapa dibandingkan kepedihan terdalam yang sebenarnya terjadi di Kalvari. Di sana Yesus harus mengalami kenyataan yang sangat mengerikan karena ditinggalkan oleh Bapa-Nya. Allah membuat Yesus "menjadi dosa karena kita" (2 Korintus 5:21), sehingga Bapa harus meninggalkan-Nya. Pujilah Tuhan karena cinta-Nya yang besar bagi kita! -- Herb Vander Lugt KRISTUS MENGHADAPI BAYANGAN KEMATIAN KEKAL
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |