Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2012/08/06 |
|
Senin, 6 Agustus 2012 Bacaan : Yeremia 6:10-21 Setahun : Yeremia 1-3 Nas : ... telinga mereka tidak bersunat, mereka tidak dapat mendengar! Sungguh, firman Tuhan menjadi cemoohan bagi mereka, mereka tidak menyukainya! (Yeremia 6:10)
|
|
Max Lucado menceritakan betapa ia pernah dibuat terharu oleh surat seorang anak kecil berusia tujuh tahun. Atas kesalahan yang diperbuatnya, anak itu menulis: "Maafkan saya. Orangtua saya sudah menghukum saya, tetapi saya sungguh menyesal dan ingin memperbaiki kesalahan saya. Tolong beritahu saya apa yang dapat saya lakukan." Anak ini mau mengakui kesalahannya ketika diberi tahu. Ia tidak berdalih, tidak pula menunda untuk berubah. Sungguh teladan yang sangat menyentuh hati. Cerita Max kontras dengan cerita nabi Yeremia tentang bangsa Israel. Dosa tidak lagi membuat mereka merasa bersalah (ayat 13- 15). Peringatan Tuhan dianggap sepi (ayat 16-17). Apa sebabnya? Telinga mereka tidak bersunat! Dengan kata lain, telinga mereka tidak mau mendengarkan firman Tuhan (ayat 10). Jangan salah, mereka ini adalah orang-orang yang beribadah. Korban bakaran dan korban sembelihan mereka persembahkan (ayat 20). Di antara mereka bahkan ada para nabi dan imam (ayat 13)! Namun, Tuhan tidak lagi berkenan pada ibadah mereka dan akan menghukum mereka (ayat 18-21). Ada orang yang terang-terangan menolak firman Tuhan, selalu berkelit jika diperhadapkan dengan kebenaran. Ada juga yang pura-pura mendengar, padahal sebenarnya mengabaikan apa yang didengarnya. Ada yang tampaknya menerima, bahkan tahu banyak firman, namun bukannya berubah, malah sengaja melanggar, mencari celah, atau menggunakan ayat firman Tuhan sedemikian rupa demi membenarkan diri sendiri. Semua sama-sama perlu sunat telinga! Apakah Anda dan saya termasuk orang-orang yang demikian? -- ITA ORANG-ORANG YANG BERSUNAT TELINGA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |