Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2000/07/28

Jumat, 28 Juli 2000

Bacaan   : Matius 5:13-16
Setahun : Mazmur 46-48, Kisah Para Rasul 28
Nas       : Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, . tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang (Matius 5:13)

GARAM DUNIA

Apa yang dimaksud Yesus saat memberitahu para pengikut-Nya bahwa mereka adalah "garam dunia"? (Matius 5:13). Pada zaman dulu, garam banyak kegunaannya. Salah satunya adalah untuk mengawetkan makanan. Tanpa garam, daging dan ikan cepat membusuk. Dengan cara yang sama, orang Kristen yang menjunjung tinggi standar moral Allah juga dapat memperlambat proses pembusukan yang terjadi di masyarakat.

Garam juga berfungsi sebagai pupuk. Sampai pertengahan 1900-an, petani Inggris biasa menaburkan garam di sawah untuk meningkatkan hasil panen. Garam membantu tanaman bertumbuh. Orang Kristen pun dapat mempercepat pertumbuhan hal-hal yang baik di mana pun mereka berada.

Garam juga dapat memberi citarasa pada makanan. Dengan kesaksian, orang-orang percaya yang menjadi garam dunia akan membantu orang-orang di sekeliling mereka untuk merasakan kepenuhan hidup seperti yang telah Allah rencanakan.

Bagaimanapun juga, Yesus memperingatkan bahwa garam dapat menjadi tawar. Mengapa? Garam murni memang tidak dapat menjadi tawar. Namun, pada zaman Israel kuno, para petani biasa mengambil garam dari Laut Mati, yang meski disebut garam dan tampak seperti garam, sesungguhnya masih bercampur zat-zat lain. Para petani biasa menimbunnya, namun bila hujan turun, garam murninya kadang hilang terbawa air. Yang tersisa hanyalah butiran-butiran yang tampak seperti garam, tetapi telah menjadi tawar.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga adalah orang Kristen yang mau menjadi garam dunia? -HWR

ORANG KRISTEN YANG MENJADI GARAM DUNIA AKAN MEMBUAT ORANG-ORANG
HAUS AKAN YESUS, SANG AIR KEHIDUPAN

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org