PENGARUH YANG KUAT

Saya yakin bahwa jika sekarang saya menjadi orang kristiani, itu karena pengaruh orangtua saya semasa kanak-kanak. Mereka mengajar saya tentang Alkitab dan memberi teladan hidup. Seperti Timotius yang diingatkan Paulus akan iman ibu dan neneknya (2 Timotius 1:5), saya juga teringat pada iman ibu dan ayah saya. Di usia muda, saya telah menyerahkan hidup kepada Kristus. Saya sadar bahwa saya adalah orang berdosa, yang membutuhkan pengampunan-Nya.

Pengaruh yang kuat juga dapat berasal dari orang-orang di luar keluarga kita. Saya mengenal seorang pria yang menjadi percaya sejak mudanya, ketika ia melihat Kristus nyata dalam hidup guru Sekolah Minggunya.

Dalam Kisah Para Rasul 16 kita membaca bahwa Paulus dan Silas bernyanyi dan berdoa di penjara Filipi pada tengah malam. Ketika gempa bumi membuat pintu-pintu penjara terbuka, kepala penjara begitu ketakutan hingga hampir bunuh diri. Syukur, Paulus berhasil mencegahnya. Dan setelah melihat bahwa para tahanan tidak berusaha melarikan diri, kepala penjara itu pun tersungkur dengan gemetar. "Apakah yang harus aku perbuat supaya aku selamat?" tanyanya (ayat 30). Akhirnya, pada hari itu juga ia dan seluruh keluarganya menjadi orang percaya. Mengapa? Karena pengaruh kuat dari dua orang yang setia kepada Kristus.

Cara hidup kita dapat mempengaruhi orang lain untuk menjadi baik, atau menjadi jahat. Kebenaran ini sungguh menantang kita untuk mempengaruhi orang lain, yakni melalui cara kita hidup dan berkata-kata sebagai orang kristiani yang sungguh-sungguh-HVL

HIDUP ANDA DAPAT MEMANCARKAN CAHAYA
ATAU SEBALIKNYA MENDATANGKAN KEGELAPAN