Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2012/07/21 |
|
Sabtu, 21 Juli 2012 Bacaan : 2 Tawarikh 16:1-14 Setahun : Yesaya 28-30 Nas : Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan. (2 Tawarikh 16:9b)
|
|
Kisah Raja Asa sangat menarik untuk dicermati. Dalam dua pasal sebelumnya kita membaca riwayat hidupnya yang benar di hadapan Tuhan. Sebab itu, ia dikaruniai kemenangan atas musuh serta keamanan di seluruh penjuru negeri yang dipimpinnya. Namun, pasal yang kita baca hari ini memperlihatkan "kegagalan" Asa. Mengapa bisa gagal? Bukankah sebelumnya dicatat bahwa hati Asa tulus ikhlas di hadapan Tuhan? Kegagalan Asa tampaknya sepele. Bahkan, di mata manusia, kelihatannya ia pintar. Ia tak mau repot menghadapi musuh, jadi ia bernegosiasi dengan raja Aram untuk melakukannya. Musuhnya mundur dan Asa beroleh banyak bahan bangunan untuk memperkuat kota-kota pertahanannya. Taktik yang cerdik bukan? Namun, Tuhan menyebutnya "bodoh" (ayat 9). Dulu, Asa mengandalkan Tuhan saat menghadapi musuh yang jauh lebih besar (ayat 8). Kini, ia menggunakan perbendaharaan rumah Tuhan untuk membeli pertolongan manusia (ayat 2). Ketika ditegur, Asa sakit hati. Mungkin ia merasa telah giat bagi Tuhan di masa lalu. Masakan sekarang Tuhan tega menghukumnya? Bukannya berbalik pada Tuhan, ia mengulangi kebodohan yang sama saat sakit melanda. Ia tidak mencari pertolongan Tuhan, tetapi manusia (ayat 12). Menyedihkan. Kehidupan Asa cermin bagi kita semua. Mengandalkan Tuhan jangan sampai hanya menjadi kisah masa lalu yang indah. Mari berharap kepada-Nya selalu, bahkan dalam hal-hal paling sepele sekalipun. Jika Tuhan sedang menegur kita karena hal-hal "bodoh" yang kita lakukan, biarlah kita tidak menjadi pahit dan menjauhi pertolongan-Nya. Datanglah kepada-Nya dengan hati yang hancur, dan mohonlah pembentukan-Nya agar kita dapat kembali hidup berkenan kepada-Nya. -- ATA GIAT BAGI TUHAN TAK BERARTI JIKA ABAIKAN DIA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |