Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2014/07/17 |
|
Kamis, 17 Juli 2014 Bacaan : 1 Korintus 4:6-13 Setahun : Mazmur 132-138 Nas : Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah. (1 Korintus 4:12b-13a)
|
|
Apa yang paling berharga dari pohon karet? Getahnya! Dari getah tersebut rupa-rupa manfaat dinikmati umat manusia: karet gelang, bola, dan ban mobil adalah contoh benda-benda yang dibuat dengan bahan dasar karet. Seorang kawan dari Belanda pernah berkisah bahwa saat Perang Dunia II, Belanda kehilangan Hindia Belanda (sebagai wilayah jajahan) dan seluruh hasil buminya, termasuk karet. Konon, karena sama sekali tidak ada karet, sebagian orang terpaksa membuat roda sepeda dari kayu. Guna mendapatkan getah yang berharga itu kita harus "melukai" pohon dengan menyayat batangnya. Dari hasil "luka" tersebut, keluarlah getah yang sangat besar manfaatnya. Agar memperoleh hasil yang berkelanjutan, proses "melukai" batang pun dilakukan terus-menerus. Inilah filosofi pohon karet: dilukai, tetapi malah mengeluarkan hal yang berharga. Demikian pula seharusnya sikap hati umat kristiani. Paulus telah meneladankannya dengan sangat baik. Ketika dimaki, kita memberkati; ketika dianiaya, kita sabar; ketika difitnah, kita menjawab dengan ramah. Betapa elok jika sikap ini dapat dipancarkan oleh setiap kita yang percaya kepada-Nya. Ketika dilukai, mari belajar melepaskan pengampunan, bukan dendam dan dengki. Belajar dari pohon karet, saat dilukai, kita justru bisa mengeluarkan hal-hal yang berharga: berkat, ucapan ramah, kesabaran dan sebagainya. Maukah Anda memulainya? -- Viona Wijaya /Renungan Harian POHON KARET BISA MENGELUARKAN GETAH YANG BERHARGA KALA DILUKAI.
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |