Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1998/07/05 |
|
Minggu, 5 Juli 1998 Bacaan : Ayub 4:1-4 Setahun : Mazmur 124-128 Nas : Orang yang jatuh telah dibangunkan oleh kata-katamu, dan lutut yang lemas telah kaukokohkan (Ayub 4:4)
|
|
Dalam otobiografinya, L.O. Dawson mengisahkan tentang seorang pendeta yang meninggal dunia. Pada kebaktian pemakamannya, banyak orang berdatangan hingga gereja penuh sesak. Orang-orang yang diberi kesempatan untuk berbicara memuji kebaikan hati pendeta sekaligus sahabat mereka yang berpulang itu. Ketika tiba giliran Tuan Dawson untuk berpidato di hadapan jemaat, ia membenarkan kata-kata pujian yang telah disampaikan. Akan tetapi kemudian ia mengatakan bahwa jika yang yang hadir dalam kebaktian rutin setiap Minggu juga sebanyak mereka yang hadir pada kebaktian pemakaman tersebut, maka pendeta mereka tentu masih hidup saat itu. Dawson memberikan komentar yang mengejutkan ini pada jemaat yang sedang berduka itu, "Bangku-bangku yang kosong mendukakan hati pendeta Anda. Ia tidak tahu kalau Anda mengasihinya. Ia meninggal tanpa pernah menikmati hal-hal yang Anda lakukan dan katakan dengan begitu indahnya hari ini." Cerita dalam buku Dawson diakhiri dengan ungkapan berikut ini: "Lebih banyak pendeta meninggal karena hati yang hancur dibandingkan karena kesombongan." Biarlah apa yang dikatakan tentang Ayub nyata pada diri kita: "Orang yang jatuh telah dibangunkan oleh kata-katamu, dan lutut yang lemas telah kaukokohkan" (Ayub 4:4). Jangan menunggu hingga seseorang meninggal untuk mengungkapkan kasih dan penghormatan Anda. Lakukanlah sekarang juga! Dan ingatlah, seorang pendeta juga membutuhkan dorongan [RWD]
PUJILAH DENGAN NYARING -- -TEGURLAH DENGAN LEMBUT
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |