Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2012/07/04 |
|
Rabu, 4 Juli 2012 Bacaan : Markus 1:35-39 Setahun : 2 Raja-Raja 12-13; 2 Tawarikh 24 Nas : Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang terpencil dan berdoa di sana. (Markus 1:35)
|
|
Saat libur sekolah tiba, kakak saya memberi tugas kepada anaknya yang masih kelas 2 SD untuk membantunya menerima telepon. Saat telepon berdering dan kakak sibuk menjawab telepon lain, keponakan saya mengangkatnya dan berkata: "te to te tooott ... telepon yang Anda tuju sedang sibuk, silakan coba beberapa saat lagi." Meski geli, tingkahnya membuat saya jadi merenungkan dan mensyukuri, Tuhan yang kita sembah bukanlah Tuhan yang terlalu sibuk mendengar doa. Justru padatnya jadwal sering membuat kita merasa tak ada waktu sekadar berkomunikasi dengan-Nya. Ayat pilihan hari ini mengingatkan kita, bahwa di tengah pelayanan yang padat (Markus 1:1-34), Yesus menggunakan kesempatan untuk berdoa sebelum memulai pekerjaaan-Nya (ayat 35). Mengapa Yesus harus berdoa? Melalui doa, Yesus menyatakan dua hal. Pertama, relasi-Nya dengan Allah sangat intim. Sepenat apa pun, kebersamaan dengan sang Bapa tidak hendak Dia lewatkan. Kedua, Yesus menyatakan relasi-Nya dengan Bapa adalah hal yang mendasari semua pelayanan-Nya di bumi. Sebagai manusia, Dia bergantung penuh pada Allah. Kehadiran dan kuasa Allah itulah yang Dia nyatakan ketika menyelesaikan berbagai masalah, memenuhi kebutuhan pelayanan, dan mengubah keadaan sekitar. Bagaimana kehidupan doa kita? Apakah kesibukan dan padatnya jadwal kegiatan kerap menjadi alasan untuk tak berdoa sungguh-sungguh? Sebagaimana lampu memerlukan kabel sebagai sarana penghubung dengan sumber listrik agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, demikian pula manusia memerlukan doa sebagai sarana penghubung dengan Sang Sumber hidup, sehingga kita bisa hidup selaras dengan kehendak-Nya. -- DEW KALAU KITA BEKERJA, KITA YANG BEKERJA;
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |