Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2015/06/28 |
|
Minggu, 28 Juni 2015 Bacaan : 1 Timotius 6:2b-10 Setahun : Mazmur 18-22 Nas : Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang dan karena memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka (1 Timotius 6:10)
|
|
Salah satu saudari kami ingin memperbaiki nasib dengan menggeluti bisnis melalui internet. Setelah beberapa bulan, kami melihat fokusnya mulai terarah pada uang. Saat berinteraksi dengan kami, ia lebih banyak membicarakan uang. Saat kami menasihatinya agar kembali berfokus pada Tuhan, ia membela diri dengan menjawab dirinya bekerja demi Tuhan. Nanti kalau bisnis maju, duitnya juga untuk Tuhan. Kenyataan berbicara lain. Ia memang jadi orang kaya, namun hidupnya berantakan. Ia cerai dengan suaminya, lalu kumpul kebo. Hubungannya dengan keluarga dan gereja pun kacau. Tidak perlu disangkal, setiap orang membutuhkan uang. Tuhan pun mendorong kita bekerja keras untuk mendapatkan uang, namun Tuhan tidak menghendaki kita mengabaikan ibadah (ay. 6). Karena kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia dan ketika mati, sangatlah penting mengembangkan sikap cukup (ay. 7-8). Orang yang ingin kaya berfokus pada harta sehingga rentan terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat, dan ke dalam berbagai nafsu yang hampa dan mencelakakan, bahkan menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai duka (ay. 9-10). Tuhan senang kita bisa mencukupi semua kebutuhan dengan hasil jerih lelah kita, Tuhan bangga melihat kita bisa memberkati orang lain dengan uang kita, namun jangan sampai kita cinta akan uang. Uang memang bisa menyelesaikan banyak masalah, namun uang bukan tuan, uang hanya alat. Jadilah tuan atas uang, bukan cinta akan uang dan menjadi hamba uang. -- Richard Try G TUHAN MEMBERI KITA UANG BUKAN UNTUK DICINTAI,
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |