Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1999/06/25 |
|
Jumat, 25 Juni 1999 Bacaan : Lukas 22:39-53 Setahun : 2Raja 11:1-14:20 Nas : Bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi (Lukas 22:42)
|
|
Cerita berikut dikisahkan oleh A.W. Tozer: "Seorang pria yang sederhana ditanyai bagaimana ia dapat hidup damai sekalipun dikelilingi oleh keadaan-keadaan yang merugikan. Jawabannya sangat sederhana: 'Saya telah belajar bekerja sama dengan hal-hal yang tak terelakkan!'" Sangat sedikit dari kita yang mempraktekkan cara hidup yang bijaksana dan praktis ini. Tozer berkomentar bahwa banyak dari kita seringkali memberontak dan mengeluh tentang keadaan yang terjadi dalam hidup ini sekalipun kita mengaku "bahwa kita harus tunduk kepada kehendak Allah." Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita menyaksikan reaksi Petrus ketika melihat pengkhianatan yang dilakukan terhadap Tuhan yang dicintainya. Dengan menuruti kata hatinya, ia menebas telinga dari hamba Imam Besar (Lukas 22:50; Yohanes 18:10-11). Namun Yesus marah melihat usaha Petrus dalam melindungi-Nya itu dan berkata, "Sudahlah itu" (Lukas 22:51). Lalu Dia mengembalikan telinga itu dengan sebuah jamahan yang menyembuhkan. Dalam kehidupan kita, ada masalah-masalah yang tak kunjung berakhir. Namun masalah yang Allah izinkan datang kepada kita juga dipakai-Nya demi kebaikan kita. Pertanyaannya adalah, akankah kita mengizinkan apa yang Allah izinkan? Terlalu sering kita berdoa, "Tuhan, keluarkan saya dari kemelut ini." Namun Tuhan mungkin akan berkata, "Biarkan Aku masuk dalam kemelut itu. Izinkan Aku untuk mengubahmu, tanpa perlu mengubah masalah-masalah yang menimpamu." Itulah mukjizat yang paling luar biasa -- JEY
KEDAMAIAN HANYA DAPAT DITEMUKAN KETIKA KITA BERSERAH
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |