Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2015/06/24 |
|
Rabu, 24 Juni 2015 Bacaan : Kisah 2:41-47 Setahun : Ayub 38-40 Nas : Dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. (Kisah 2:45)
|
|
"Ketika menyangkut uang, semua orang sama agamanya" -- demikian komentar pedas seorang ateis. Meskipun tidak nyaman di telinga, ini bukan komentar sembarangan, melainkan lahir dari pengamatan dan pengalaman. Kenyataan membuktikan: orang boleh beragama apa saja, tetapi kalau sudah berurusan dengan uang, tahu-tahu keyakinannya seakan menguap. Tidak berpengaruh apa-apa. Satu saja yang mereka puja: uang! Kisah Para Rasul melukiskan buah-buah pertobatan dari jemaat Kristen perdana di Yerusalem. Mereka menampakkan perubahan hati: berserah diri untuk dibaptis, beribadah bersama dengan bersehati, tekun, dan tulus hati (ay. 41, 46, 47). Selain itu, mereka menunjukkan perubahan pikiran: gemar dan tekun belajar menjadi ciri kental mereka (ay. 42). Akhirnya, terjadi pula perubahan cara memandang dan menggunakan harta: saling berbagi milik menjadi cara hidup mereka yang baru (ay. 44-45). Sungguh, pertobatan yang utuh! Reformator gereja, Martin Luther, memerinci pertobatan menjadi tiga aspek: pertobatan hati, pertobatan pikiran, dan pertobatan dompet. Sejujurnya, yang terakhir adalah wujud yang paling kentara. Dapat dilihat dan dirasakan dampaknya oleh orang-orang di sekitar kita. Tanpa pertobatan dompet, bisa jadi akan menimbulkan pertanyaan tentang kesungguhan pertobatan kita. Pertobatan yang belum terwujud dalam perilaku. Karena itu, marilah kita membuktikan bahwa iman kita memberikan pengaruh yang besar pada cara kita memandang dan mengelola serta menggunakan uang. -- Pipi A Dhali SIAPA MEMBERIKAN HATINYA KEPADA TUHAN, JUGA MEMBERIKAN
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |