Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2007/06/19 |
|
Selasa, 19 Juni 2007 Bacaan : 2Yohanes 1-6 Setahun : Nehemia 12-13; Kisah 4:23-37 Nas : Pikullah gandar yang Kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati (Matius 11:29)
|
|
Selama Perang Dunia II, seorang rekan prajurit berkata kepada saya, "Herb, kau tampak bahagia. Namun kalau aku harus menjalani hidup seperti yang kaujalani, aku pasti cepat mati." Secara tak langsung ia menyatakan bahwa hidup saya ini sedemikian lurus, sehingga pasti membosankan. Namun, saya tidak pernah berpikir demikian. Sebenarnya, saya juga kerap merasa bersalah karena banyaknya kelemahan saya. Saya dibesarkan di tengah keluarga kristiani. Di situ diajarkan bahwa saya adalah seorang pendosa yang membutuhkan keselamatan. Namun, saya juga belajar bahwa Allah dalam pribadi Yesus Kristus telah menebus dosa-dosa saya. Kemudian, dengan pimpinan Roh Kudus, saya memahami kebenaran ajaran ini. Sejak kecil saya memercayai Yesus dan memercayakan hidup saya kepada-Nya. Sejak saat itu, saya berusaha mempraktikkan perintah untuk mengasihi Allah dan sesama (Matius 22:37-40). Ketaatan saya kepada Allah merupakan respons alami bagi seseorang yang benar-benar percaya kepada-Nya. Dalam 2Yohanes, kata perintah dipakai sebanyak lima kali untuk mengingatkan kita bahwa kita harus berjalan di jalan kebenaran dan saling mengasihi (ayat 4-6). Orang kristiani yang melakukan hal ini akan merasakan sukacita dan kebebasan, bukannya kebosanan dan belenggu, seperti anggapan keliru sebagian orang. Saya menyukai perkataan Yesus dalam Matius 11:30, "Gandar yang Kupasang itu menyenangkan dan beban-Ku pun ringan" -- HVL
BERJALAN BERSAMA ALLAH MENDATANGKAN SUKACITA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |