Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2024/06/18

Selasa, 18 Juni 2024

Bacaan   : LUKAS 19:1-10
Setahun : Mazmur 26-31
Nas       : Namun, Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, "Tuhan, lihatlah, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." (Lukas 19:8)

Tuan atau Hamba?

Ada seorang pria yang sangat kaya. Sayang, ia juga sangat kikir. Ia enggan bederma dan menolak setiap dimintai sumbangan. Suatu hari pria itu berubah murah hati. Bahkan ia kerap memberi makan anak-anak jalanan. Orang-orang penasaran dengan perubahan sikapnya. Mereka pun menanyakan alasannya. "Sederhana, " jawab pria itu, "dahulu uang adalah tuanku, tetapi sekarang aku menjadikannya hambaku."

Ada perbedaan besar antara posisi tuan dan hamba. Tuan bebas memerintah, sementara hamba tunduk pada perintah. Ketika kita menjadikan uang sebagai yang utama, uang akan menjadi tuan. Tanpa sadar kita diperintah untuk memperbanyak dan memperbanyaknya lagi. Tidak heran kita menjadi sangat kikir. Namun, jika menurut kita uang bukanlah yang utama, uang akan menjadi hamba. Bebaslah kita memerintah ke mana uang pergi. Alhasil, kita menjadi murah hati. Awalnya, Zakheus, si kepala pemungut cukai, menjadikan uang sebagai tuannya. Demi memperbanyak uang dalam perbendaharaannya, ia memeras orang lain. Sesudah berjumpa Yesus, lengserlah posisi uang sebagai tuan. Posisi itu Zakheus alihkan kepada Yesus. Uang turun takhta, lalu menjadi hamba. Maka Zakheus dapat mendeklarasikan dua keputusan mengagumkan. Ia mau memberi setengah harta miliknya kepada orang miskin. Lalu, apabila ada orang diperasnya, ia bersedia mengembalikan empat kali lipat.

Tuan atau hamba, manakah posisi uang bagi kita? Cara mengujinya sederhana. Murah hatikah kita atau sangat kikir? Senangkah kita bederma atau justru enggan? Jika selama ini uang menjadi tuan, segera lengserkan posisinya. Tuan kita ialah Allah, bukan uang (mamon). Jadikan uang hanya sebagai hamba. Tidak hanya ingin mendapat uang, mari bersedia membagi kepada orang yang membutuhkan! --LIN/www.renunganharian.net

KEMURAHAN HATI ADALAH CIRI ORANG-ORANG YANG TEPAT
MENJADIKAN UANG SEBAGAI HAMBANYA.

 

Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria)

Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Pelayanan Gloria.
Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAYASAN PELAYANAN GLORIA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org