JALAN YANG TAK MUDAH

Saya memiliki seorang teman yang sedang berusaha mengambil keputusan di tengah segala keraguan yang dialaminya. Di satu sisi, ia tetap percaya bahwa Allah itu baik, namun di sisi lain ia menghadapi banyak hal yang tampak berlawanan dengan apa yang ia yakini. Ia mempertanyakan apa untungnya kita melakukan kebajikan karena ada banyak orang jahat dapat bebas tanpa dihukum. Ia tahu bahwa seharusnya ia menikmati saat-saat berjalan bersama Allah, namun baginya sekarang hal itu lebih merupakan kewajiban dan bukan sukacita.

Saya juga punya seorang kenalan yang mencoba bersandar kepada Allah dengan satu tangannya, sedangkan tangan yang lain menggenggam dosa. Akhir-akhir ini saya mendapat kabar bahwa pernikahannya yang keempat berakhir dalam waktu kurang dari sepekan. Setelah mengeluarkan biaya ribuan dollar untuk pernikahan, ia masih harus merelakan lebih banyak dari itu untuk perceraiannya.

Bila ada orang yang bertanya tentang apa untungya berjalan dengan Allah, saya akan menjawab, Berkata 'tidak' terhadap pilihan yang mementingkan diri sendiri dan berkata 'ya' terhadap perintah-perintah Allah, memang tidak mudah. Namun itulah satu-satunya jalan untuk mengalami sukacita yang sejati dan tak berkesudahan. Mazmur 112 menyatakan bahwa mereka yang takut akan Allah dan ingin menyenangkan hati-Nya akan menikmati segala berkat-Nya (ayat 1). Tentu saja hal itu tidak menjamin kita bebas dari permasalahan hidup, namun memberi kepastian bahwa kita bisa mengalami kedamaian sekalipun dalam saat-saat yang sulit (ayat 6-8).

Kita dapat bersukacita karena berkat Allah akan menjadi milik kita, bahkan ketika jalan yang kita lalui tidak mudah -- JAL

HARGA KETAATAN TAK ADA ARTINYA DIBANDINGKAN HARGA YANG HARUS
DIBAYAR KARENA KETIDAKTAATAN