Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/06/12 |
|
Jumat, 12 Juni 2009 Bacaan : Kejadian 5 Setahun : 2Raja 18-19 Nas : Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati (Kejadian 5:5)
|
|
Make a wish!" Kalimat inilah yang disarankan bagi orang-orang yang tengah meniup lilin ulang tahunnya. Macam-macam doa dan harapan pun dipanjatkan. Salah satu yang paling umum adalah meminta panjang umur. Untuk mencapainya, orang mencoba bermacam cara: diet, olahraga, mengolah stres, hidup seimbang, dan sebagainya. Namun, berapakah umur yang disebut panjang itu? Mari cermati. Adam berumur 930 tahun. Set 912 tahun. Enos 905 tahun. Kenan 910 tahun. Mahalaleel 895 tahun. Yared 962 tahun. Henokh berumur 365 tahun ketika ia diangkat oleh Allah. Metusalah memegang rekor-umurnya 969 tahun. Lamekh berumur 777 tahun. Apakah yang hendak dikatakan Alkitab dengan menginformasikan daftar umur ini? Pasti ada maksudnya! Coba perhatikan rumusan kalimat yang terus berulang: "X berumur Y tahun, lalu ia mati." Keterangan "lalu ia mati" menunjukkan bahwa betapa pun panjang umur manusia-hingga ratusan tahun, manusia pasti mati. Tidak ada manusia yang abadi. Ia dibatasi oleh kematiannya. Dengan menyadari keterbatasan manusia ini, penulis Kejadian menegaskan betapa hidup yang tak abadi ini perlu menjadi ajang di mana kita perlu dekat dengan Allah, sebagaimana diteladankan Henokh yang diangkat oleh Allah. Mari renungkan ketidakabadian kita bukan dengan hati sedih, tetapi dengan iman bahwa dalam hidup kita yang terbatas, Allah mau hidup dekat dengan kita. Hidup yang terbatas bukanlah penjara untuk tak berjumpa dengan Allah. Sebaliknya, hidup yang tidak abadi ini semestinya membuat kita sungguh-sungguh mengarahkan hati pada Allah yang abadi -- DKL MASA HIDUP YANG TERBATAS
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |