Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2008/06/11 |
|
Rabu, 11 Juni 2008 Bacaan : Yohanes 21:15-19 Setahun : Ayub 38-40 Nas : Hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku" (Yohanes 21:19)
|
|
Seperti apakah masa depan kita nanti? Para pengamat lingkungan meramalkan hidup akan semakin sulit. Meningkatnya pemanasan global akan membuat kota-kota di pesisir terendam air. Jumlah ikan di laut berkurang, bahkan akan habis karena terlalu banyak dikeruk. Bensin, solar, dan minyak tanah tidak ada lagi. Kalaupun ada, pasti mahal sekali. Persaingan hidup semakin tajam. Belum lagi munculnya krisis pangan, karena pertambahan penduduk tak seimbang dengan pertambahan produksi pangan. Jaringan televisi CNN pernah menayangkan gambaran suram masa depan bumi dalam tayangan berjudul Planet in Peril (Dunia dalam Ancaman Bahaya). Sungguh mengerikan! Ketika Yesus menjelaskan masa depan Petrus kepadanya, Petrus juga merasa ngeri. Bayangkan, Yesus mengatakan bagaimana ia akan diikat dan dibawa ke tempat yang tidak ia kehendaki (ayat 18). Penganiayaan terbayang di depan. Ibarat film, hidupnya tak akan berakhir dengan happy ending. Di ujung jalan, salib menanti. Lalu, apakah Petrus lantas tak bersemangat hidup? Tampaknya tidak, karena sesudah memberitahukan semuanya Yesus berkata, "Ikutlah Aku" (ayat 19). Artinya, asal Petrus terus melangkah bersama Yesus, ia akan dimampukan untuk bertahan sampai akhir. Kenyataan membuktikan bahwa akhirnya Petrus mati disalib, namun ia tidak menyesal. Dengan tegar ia menghadapinya, malahan minta disalib terbalik. Seperti apakah masa depan kita? Tak ada jaminan bahwa hidup akan semakin baik atau bumi semakin ramah. Namun, kita memiliki jaminan penyertaan Tuhan. Siapa saja yang mengikut Yesus akan dimampukan untuk tegar menghadapi situasi, seburuk apa pun -- JTI YANG PENTING BUKANLAH TAHU MASA DEPAN SEPERTI APA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |