Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2000/06/08 |
|
Kamis, 8 Juni 2000 Bacaan : Yohanes 13:31-14:1 Setahun : 2Tawarikh 30-31, Yohanes 18:1-18 Nas : Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku (Yohanes 14:1)
|
|
Seorang pendeta terkemuka dari Inggris, J.H. Jowett, berkeyakinan bahwa kedamaian jiwa bukan berasal dari keadaan sekitar yang tenang, melainkan dari hati yang tidak gelisah. Ia berkata: "Jika kita mendengar 100 orang mengulang kalimat: 'Janganlah gelisah hatimu,' kita akan mendapati 99 orang memberi penekanan pada kata gelisah. Namun saya merasa bahwa penekanan kata itu ditujukan pada kata hati. Hati harus tetap dipenuhi kedamaian meski utusan neraka mengetuk dan membuat kekacauan di setiap pintu hati kita." Kata-kata Jowett itu membuat saya berpikir, andaikata saya berusaha lebih keras untuk mencoba menghindari kesulitan dan tidak bersedia membiarkan kesulitan itu membantu saya untuk lebih mengenal Kristus, maka saya tidak akan mendapat apa-apa, kecuali kegagalan dan frustrasi. Yesus berkata kepada para murid-Nya, "Janganlah gelisah hatimu" (Yohanes 14:1). Perkataan-Nya ini mempersiapkan mereka untuk menghadapi hari penyaliban-Nya. Dia tahu mereka akan dapat tetap bertahan dalam badai dengan mempercayai-Nya, meski iblis seolah akan menang. Hari ini kita dapat memilih; memusatkan perhatian pada masalah yang ada di dunia dan dalam hidup kita, atau pada kemenangan dalam Kristus yang kita peroleh karena kematian dan juga kebangkitan-Nya. Kebenaran yang indah ini memberi arti pada firman-Nya, "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia" (16:33) -- DCM BILA KITA MEMUSATKAN PIKIRAN PADA ALLAH
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |