Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2016/05/31 |
|
Selasa, 31 Mei 2016 Bacaan : Lukas 7:11-17 Setahun : 2 Tawarikh 34-36 Nas : Ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya, "Jangan menangis!" (Lukas 7:13)
|
|
Mata yang berlinang-linang biasanya menandakan dukacita. Air mata yang menetes pelan, apalagi ditambah dengan raut wajah yang muram, bukankah itu menandakan kepiluan hati? Tetesan air mata dukacita itulah yang dialami oleh janda di kota Nain ini. Ia baru saja kehilangan anak laki-laki yang tentu saja sangat dikasihinya. Ia pun sedang berjalan menyertai orang-orang yang sedang menggotong mayat anaknya itu menuju pekuburan. Ibu itu berlinang air mata dan Yesus secara tidak terduga melihat dan merasakan kepiluan hati ibu itu. Bisa jadi Yesus pun menitikkan air mata-Nya. Dengan spontan Yesus menghampiri ibu itu dan menghiburnya. Setelah itu? Yesus mendekati usungan itu dan membangkitkan anak itu dari kematian. Dukacita mendalam mungkin membuat ibu itu tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun, tapi tetesan air mata itu sudah cukup untuk menggerakkan hati Yesus sehingga Dia mengulurkan tangan, memberi kelegaan pada janda itu. Kisah Yesus menolong janda itu, tanpa ibu janda itu meminta tolong sebelumnya, membuktikan bahwa Allah tidak buta dan tidak bisu melihat dukacita yang dialami umat-Nya. Demikianlah, Dia sangat memahami dukacita di hati kita. Dia merasakan perih hati kita saat kita bertahan dalam penderitaan yang kita alami. Setiap tetesan air mata kita diperhatikan-Nya dan hal itu sudah cukup untuk menggerakkan hati-Nya menolong kita. --Samuel Yudi Susanto/Renungan Harian SETIAP TETESAN AIR MATA DUKA KITA SANGAT DIPAHAMI ALLAH
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |