Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2005/05/30 |
|
Senin, 30 Mei 2005 Bacaan : Mazmur 77:2-16 Setahun : Mazmur 148-150 Nas : Sudah lupakah Allah menaruh kasihan, atau ditutup-Nyakah rahmat-Nya karena murka-Nya (Mazmur 77:10)
|
|
Ketika mengunjungi makam para pahlawan yang gugur pada Perang Dunia I di Prancis, saya heran dengan banyaknya nisan yang hanya bertuliskan kata-kata berikut. Tentara Perang Besar: Dikenal Allah Makam itu dikelilingi oleh tiga sisi papan batu yang memuat 20.000 nama tentara yang mati dalam pertempuran tidak jauh dari tempat itu. Membayangkan betapa kesepiannya orang-orang yang tewas dalam perang dan kepedihan keluarga mereka yang berduka di rumah terasa sangat berat. Dalam hidup kadang-kadang kita merasa dilupakan dan sendirian. Lalu kita berseru seperti pemazmur, "Untuk selamanyakah Tuhan menolak dan tidak kembali bermurah hati lagi? ... Sudah lupakah Allah menaruh kasihan, atau ditutup-Nyakah rahmat-Nya karena murka-Nya?" (Mazmur 77:8,10). Jawaban pemazmur atas perasaannya yang ditinggalkan datang ketika ia mengingat semua yang telah Allah kerjakan pada masa lampau, merenungkan karya-Nya yang ajaib, dan membicarakannya dengan orang lain (ayat 12,13). Pada saat-saat yang paling gelap, kita dapat mengingat kata-kata Yesus: "Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit" (Lukas 12:6,7). Kita tidak pernah dilupakan Allah -- DCM DI SETIAP PADANG PENCOBAAN
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |