Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2003/05/28 |
|
Rabu, 28 Mei 2003 Bacaan : 2Korintus 12:7-10 Setahun : Mazmur 9-12 Nas : Jika aku lemah, maka aku kuat (2Korintus 12:10)
|
|
Sudah delapan tahun sejak kematian ayah saya, Ibu hidup sendirian. Beliau tidak dapat keluar sendiri kecuali untuk berjalan-jalan di sekitar rumah. Ingatan jangka pendeknya juga sudah kacau. Kata-kata yang diucapkannya hanya terbatas pada beberapa komentar yang diulang-ulang. Namun, Ibu pernah mengatakan sesuatu yang dalam kepada saya. Beliau berkata demikian, "Beberapa hari lalu aku memikirkan masalah-masalahku, dan aku menyimpulkan bahwa aku tidak punya satu masalah pun untuk dikeluhkan. Allah selalu memeliharaku dan aku selalu didampingi oleh orang-orang yang menolongku. Masalahku saat ini hanyalah bahwa aku tidak mampu mengingat apa pun sehingga aku menghabiskan banyak pensil dan kertas untuk menulis segala sesuatu." Rasul Paulus bergumul dengan apa yang disebutnya duri di dalam daging (2Korintus 12:7). Namun, ia mendapati bahwa dalam kelemahannya ia mengalami "kuasa Kristus" (ayat 9). Ia berkata, "Aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus" (ayat 10). Kita semua memiliki berbagai pergumulan. Pergumulan itu mungkin berhubungan dengan usia, keuangan, hubungan dengan sesama, atau berbagai kesukaran lainnya. Namun, bila kita sungguh-sungguh mengarahkan hati kita untuk percaya kepada Allah, dan bila kita senantiasa bersyukur bahkan ketika menghadapi masalah, kita mungkin akan lebih dapat merasakan bahwa kita "tidak punya satu masalah pun untuk dikeluhkan" -- Dave Branon SAAT MENJALANI HIDUP, PUSATKAN PERHATIAN PADA MAWARNYA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |