PEMBELIAN YANG BIJAK

Saya merasa sangat tertarik ketika membaca sebuah iklan di surat kabar yang menawarkan sebuah alat pengatur suhu yang secara otomatis mampu menyesuaikan temperatur di dalam rumah ke suhu yang paling nyaman, baik siang maupun malam hari. Jika apa yang dinyatakan iklan itu benar, berarti dalam satu tahun harga pembelian alat itu telah kembali ke tangan saya karena penghematan energinya yang luar biasa. Bahkan bila saya mengalikan penghematan itu dengan jumlah perkiraan daya tahan alat tersebut, pasti saya untung jika membelinya. Meskipun demikian, saya masih ragu untuk membeli alat itu. Tetapi mengapa, padahal saya tahu alat itu sangat berharga?

Pertanyaan ini sebenarnya serupa dengan suatu masalah rohani. Kadangkala saya juga ragu untuk menggunakan iman dalam menanamkan hal-hal rohani yang bertahan untuk jangka panjang. Meskipun saya menyadari penyertaan Allah dalam setiap firman-Nya, saya tetap enggan mempercayai-Nya sehingga tampaklah betapa egoisnya saya.

Sekalipun pengikut Kristus dapat memiliki pandangan rohani yang sempit dan tidak bersedia membayar harga dari komitmennya kepada Tuhan, Paulus mengingatkan Timotius agar berusaha keras menjadi teladan bagi semua orang percaya dalam perkataan, dalam tingkah laku, dalam kasih, dalam kesetiaan, dan dalam kesucian (ayat 12). Hal tersebut membutuhkan usaha dan kedisiplinan, tetapi Rasul Paulus meyakinkan bahwa siapa pun yang menjadikan hidupnya suatu ibadah akan melihat bahwa keputusannya itu berguna, baik untuk hidup saat ini maupun hidup yang akan datang (ayat 8) -- MRDII

KITA HARUS MEMBAYAR HARGA YANG MAHAL BILA MENGIKUT YESUS
KITA TAK PERLU MEMBAYAR APA PUN BILA TIDAK MENGIKUT DIA