Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2017/05/26 |
|
Jumat, 26 Mei 2017 Bacaan : Matius 16:21-28 Setahun : 2 Tawarikh 18-20 Nas : Lalu Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Matius 16:23)
|
|
Pak Anto (nama samaran) memutuskan untuk terlibat dalam pelayanan. Namun, istrinya tidak setuju. "Aku tidak mendukung keputusan Papa!" katanya. Saat seseorang memutuskan untuk bertekun dalam kebenaran, menaati kehendak Tuhan, dan mengenal Dia lebih dekat lagi, biasanya tantangan demi tantangan bermunculan. Tidak jarang, tantangan dan hambatan itu malah datang dari orang terdekat. Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Dia harus pergi ke Yerusalem, menanggung banyak penderitaan, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga (ay. 21). Petrus tidak suka mendengarnya. Ia menarik dan menegur Yesus. Ia berharap agar Allah menjauhkan hal itu sehingga tidak menimpa Yesus (ay. 22). Petrus tidak menyadari bahwa ia sedang merintangi Yesus menaati kehendak Bapa. Yesus berbalik menegur Petrus sebagai Iblis, batu sandungan bagi-Nya. Petrus bukan memikirkan kehendak Allah, melainkan berpikir menurut nalar manusia (ay. 23). Petrus berpikir, alangkah baiknya jika Yesus menyatakan kemuliaan-Nya, lalu membuat orang Yahudi yang menolak-Nya kagum dan mengakui bahwa Dia memang Mesias. Petrus berpikir menurut cara pandang manusia dan tidak memahami rencana Allah. Kita dapat bertindak seperti Petrus. Kita menjadi batu sandungan bagi orang yang hendak melakukan kebenaran. Kita tidak mampu memahami pikiran dan kehendak Allah. Namun, kita dapat belajar meneladani Yesus, yang hidup sejalan dengan kehendak Bapa. Kiranya hidup kita menjadi berkat, bukan batu sandungan. --IN/Renungan Harian KITA MENJADI BATU SANDUNGAN KETIKA KITA MERINTANGI
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |