Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2008/05/19 |
|
Senin, 19 Mei 2008 Bacaan : Yohanes 11:25-36 Setahun : Ezra 4-6 Nas : Maka menangislah Yesus (Yohanes 11:3)
|
|
Ayah saya adalah seorang yang tegar. Namun suatu pagi, setelah menerima sebuah kabar melalui telepon, ia menangis. Seingat saya, itulah satu-satunya kesempatan saya melihatnya menangis di hadapan keluarga kami. Ternyata, ia baru saja mendengar berita meninggalnya kakek saya. Kematian adalah bagian alami dari kehidupan. Namun toh setiap kali kematian datang, apalagi jika ia menjemput orang yang kita cintai, ada perasaan berduka yang muncul. Namun, berdasarkan bacaan hari ini, sebagai orang beriman setidaknya ada dua penghiburan yang bisa kita pegang saat kita berduka. Pertama, bahwa dalam Yesus manusia tidak akan mati selama-lamanya (ayat 25). Itu berlaku juga bagi kita. Kematian di bumi ini hanya me-misahkan kita sementara saja dengan orang-orang yang kita kasihi. Kelak kita semua akan bertemu kembali. Kedua, bahwa Tuhan mengerti benar perasaan kita. Dia menangis ketika melihat Maria dan orang-orang Yahudi meratapi kematian Lazarus (ayat 35). Tuhan yang penuh kasih benar-benar mengerti kedukaan kita akibat kematian. Dan, Dia pun turut berduka bersama kita! Kedua hal tersebut dapat menjadi penghiburan ketika kita berduka akibat kehilangan seseorang yang terkasih. Kedua hal ini bahkan dapat kita pegang untuk menguatkan kita dalam segala situasi. Hidup kita hanya sementara. Segala masalah di dalamnya pasti akan berlalu. Selain itu, Tuhan yang Pengasih sungguh-sungguh mengerti apa yang kita rasakan. Kita tidak pernah bergumul sendirian -ALS AKULAH KEBANGKITAN DAN HIDUP;
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |