Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/05/12 |
|
Selasa, 12 Mei 2009 Bacaan : Kisah 17:16-32 Setahun : Mazmur 94-96 Nas : Adapun semua orang Atena dan orang asing yang tinggal di situ tidak mempunyai waktu untuk sesuatu selain untuk mengatakan atau mendengar segala sesuatu yang baru (Kisah 17:21)
|
|
Salah satu kecenderungan manusia adalah suka pada sensasi; pada hal-hal yang menggemparkan. Pokoknya asal kelihatan memikat dan kedengaran hebat. Asal aneh, asal lain, asal baru, sensasional. Berita baru dikerubuti wartawan. Restoran baru diserbu pengunjung. Produk baru diminati konsumen. Namun hanya sesaat, tidak langgeng. Sensasi sekejap lalu lenyap. Penduduk Atena -- waktu Paulus tiba di sana -- suka sensasi. Terutama ajaran baru dari para pengajar baru. Areopagus adalah semacam sidang terbuka, tempat para pembawa ajaran baru diminta berbicara. Ke bukit kecil di dekat pusat kota, di situlah Paulus dibawa. Semula mereka mau mendengar, tetapi kemudian kebanyakan pergi sambil mengejek. Kenapa? Karena Injil sudah diwartakan sampai ke isinya; yaitu perlunya pertobatan dan perlunya mereka percaya pada kebangkitan Yesus (ayat 30,31). Mereka pergi. Mereka menolak pengajaran yang sesungguhnya. Mereka hanya suka sensasinya. Tidak mau isi, hanya mau lihat kilau kemasan bungkusnya. Mereka bukan mau makan, tetapi sekadar mencicip sini mencicip sana. Semangat suka sensasi juga menghinggapi banyak orang kristiani. Segala hal yang tampaknya baru atau diimpor dari luar negeri begitu banyak diminati. Yang terdengar keren dan menggemparkan, digandrungi. Memang ketika diperlukan, sesuatu yang baru itu penting. Namun, tidak berarti semua yang tampak baru patut dikagumi. Apalagi jika baru kulitnya, ditengok sebentar lalu buyar. Iman kristiani itu perlu didalami. Firman Tuhan harus digali sampai ke isi. Pelayanan harus ditekuni. Sungguh, bukan sekadar sensasi! -- PAD KENALI KRISTUS SEBAGAI PRIBADI
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |