Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2000/05/11 |
|
Kamis, 11 Mei 2000 Bacaan : Keluaran 15:22-27 Setahun : 2Raja 13-14, Yohanes 2 Nas : Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis (Keluaran 15:25)
|
|
Ketika sedang menunggu di halaman parkir gereja, saya menyalakan radio mobil dan mendengar suara khas dari seorang guru Alkitab bernama J. Vernon McGee. "Ketika pengalaman hidup begitu pahit," ia bertanya, "apa yang sanggup mengubahnya menjadi manis?" Kemudian sepintas saya menatap kaca spion dan melihat seorang anak sedang berjalan bersama ibunya ke arah gereja. Anak tersebut memegang tangan ibunya saat mereka berjalan perlahan-lahan, dan setiap langkah si anak tampak begitu sulit karena ia mengalami kerusakan otak yang cukup parah. Namun mereka datang untuk memuji Tuhan. Jadi, apa yang dapat mengubah pengalaman hidup yang pahit menjadi manis? Jawaban McGee adalah: "Hanya salib Kristus." Ia menceritakan tentang air pahit di Mara yang diubahkan dalam Keluaran 15, yang ia pandang sebagai gambaran nubuatan tentang pengurbanan Kristus atas dosa-dosa kita. "Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis" (ayat 25). Perjanjian Baru menggunakan kata "kayu" sebagai kiasan yang menggambarkan salib di mana Juruselamat kita telah mati. Dalam 1Petrus 2:24, misalnya, kita membaca bahwa "[Kristus] sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib." Hari ini, saat kita mempelajari makna salib secara keseluruhan, kita dapat menemukan pemulihan hati dan kuasa kasih Allah yang mengubahkan, yang akan mengubah kepahitan hidup menjadi manis -- DCM SALIB KRISTUS MAMPU MENGUBAHKAN
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |