Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1999/05/06 |
|
Kamis, 6 Mei 1999 Bacaan : Mazmur 84 Setahun : Mazmur 76-78 Nas : Hatiku dan dagingku bersorak sorai kepada Allah yang hidup (Mazmur 84:3)
|
|
Pada malam menjelang hari Doa Nasional, seorang pemimpin Kristen diwawancarai oleh sebuah televisi nasional. Dengan pertanyaan yang seolah-olah memang dirancang untuk menyudutkan sang tamu, si pewawancara berbicara tentang semakin memburuknya krisis moral yang sedang dialami bangsa Amerika. Ia berkata, "Apakah itu berarti Tuhan tidak mendengarkan doa-doa kita pada tahun yang lalu?" "Tidak," sahut pemimpin Kristen itu dengan tegas. "Allah itu Mahakuasa, dan Anda harus dapat menerima bagaimana Dia bekerja dan kapan Dia bekerja." Ya, benar! Banyak orang memandang doa semata-mata sebagai tindakan meminta dan menerima sesuatu. Tetapi doa lebih dari itu. Doa adalah suatu hubungan. Salah satu alasan terkuat mengapa kita berdoa adalah untuk membangun hubungan yang kokoh dengan Allah. Doa adalah percakapan dengan Pribadi yang kita kasihi, dengan siapa kita ingin selalu dekat. Doa adalah komunikasi dengan Bapa kita di surga. Perhatikan bagaimana penulis Mazmur 84 rindu untuk berada dekat dengan Allah, "Hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup" (ayat 3). Dengan berdoa, kita pun dikayakan melalui hubungan yang semakin dekat antara kita dan Tuhan. Doa memang sesuatu yang rumit. Meskipun demikian, kita tidak boleh melupakan kebenaran agung yang mengatakan bahwa tatkala kita sebagai anak-anak Allah mendekat kepada-Nya melalui doa, Dia juga akan mendekat kepada kita (Yakobus 4:8). Motivasi itulah yang kita butuhkan untuk membuat setiap hari menjadi hari doa -- JDB
BERDOA BERARTI BERBICARA DENGAN SAHABAT TERBAIK KITA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |