Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2013/04/30 |
|
Selasa, 30 April 2013 Bacaan : 1 Samuel 24 Setahun : 1 Raja-Raja 21-22 Nas : Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul. (1 Samuel 24:6)
|
|
Perasaannya sudah tumpul, hati nuraninya sudah mati. Begitu mungkin komentar kita terhadap pelaku pembunuhan yang memutilasi kurbannya. Mengapa pelaku tega melakukannya dengan cara yang begitu sadis? Kebencian dan rasa dendam dapat membuat seseorang bisa berbuat keji di luar batas perikemanusiaan. Tidak demikian halnya dengan Daud ketika dikejar-kejar Saul. Pada saat Saul lengah, orang lain memandangnya sebagai kesempatan untuk menyingkirkan musuhnya itu. Bisa saja ia membunuh Saul untuk mempercepat jalannya menduduki tahkta sebagai raja. Tetapi, ia tidak mau melakukannya (ay. 5a, 8). Ia hanya memotong bagian pinggir jubah Saul (ay. 5b). Meskipun tidak sampai membunuh Saul, ia dihinggapi perasaan bersalah (ay. 6). Tindakannya merupakan penghinaan kepada seorang raja. Bagi Daud, ini kesalahan yang membuat hatinya tidak damai sejahtera. Bagaimanapun juga Saul adalah orang yang diurapi Tuhan sehingga ia menaruh hormat (ay. 7). Di pihak Saul, kejadian itu membukakan matanya: bahwa dirinya yang bersalah. Ia pun mengurungkan niat untuk membunuh Daud (ay. 18-19, 23). Seberapa pekakah hati kita terhadap dosa? Apakah masih ada perasaan bersalah ketika melakukan dosa, termasuk dosa yang dianggap sepele? Kepekaan dapat dilatih ketika kita berani berkata tidak terhadap dosa sekecil apa pun. Tuhan telah memberi "alarm" dalam hati dengan perasaan bersalah ketika berdosa. Sadar dan bertobat menghindarkan kita dari bahaya dosa yang lebih besar lagi. -- YBP KETIKA TIDAK ADA DAMAI SEJAHTERA DI DALAM HATI,
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |