Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2018/04/29 |
|
Minggu, 29 April 2018 Bacaan : Matius 22:15-22 Setahun : 1 Raja-Raja 19-20 Nas : Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." (Matius 22:21b)
|
|
Kalau dipikir-pikir, sisih dan sisa sama-sama merupakan sebagian kecil dari komponen utama. Namun, dalam prinsip memberi, keduanya mempunyai arti yang berbeda. Sisih artinya mengambil beberapa bagian terlebih dulu, baru kemudian menggunakan kelebihannya untuk kebutuhan. Sisa berarti memakai dulu untuk kebutuhan, baru memberikan apa yang masih tertinggal. Dibanding sisa, sisih lebih menunjukkan adanya kasih. Itulah sebabnya jika saya pulang terlambat, ibu menyisihkan makanan untuk saya. Ironisnya, kadang-kadang kita memberikan sisa kepada Tuhan. Jika disodori kantong persembahan, kita masih berhitung-hitung. Kita lupa kalau semua milik kita sebenarnya milik Tuhan. Ketahuilah, Tuhan bukan Pribadi yang serakah. Dia tidak meminta semua yang kita miliki. Itulah sebabnya Yesus tidak melarang orang membayar pajak kepada Kaisar. Dia berkata, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." Melalui perkataan-Nya, Yesus mengajarkan agar kita bisa membedakan antara bagian Allah, bagian negara, dan bagian kita sendiri. Alasan kita gagal menempatkan Tuhan sebagai prioritas pertama mungkin adalah ketakutan kalau-kalau ada kebutuhan mendesak di depan. Ingat, berkat itu datang dari Tuhan. Dia tentu tidak membiarkan kita berkekurangan (lih. Mzm. 37:25). Ketika kita menyisihkan terlebih dahulu untuk Tuhan, kita menunjukkan penghormatan kepada-Nya lebih dari sekadar memberikan sisa-sisa. --LIN/www.renunganharian.net SETIAP ORANG YANG MENYISIHKAN BAGIAN TERBAIK BAGI TUHAN MENERIMA
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |