Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2007/04/28 |
|
Sabtu, 28 April 2007 Bacaan : 1Raja 22:1-8 Setahun : 1Raja 3-5; Lukas 20:1-26 Nas : Baiklah tanyakan dahulu firman Tuhan (1Raja 22:5)
|
|
Seorang pria Kongo mendatangi kantor BBC News 24 untuk wawancara pekerjaan. Namun, seorang produser yang selalu tepat waktu mengira ia seorang tamu penting yang sudah dijadwalkan untuk siaran. Ia menuntun sang pelamar yang kebingungan, namun patuh itu ke dalam studio ruang berita dan memasangkan mikrofon kepadanya. Saat tanda "on air" dihidupkan, orang yang mewawancarai tak memerhatikan wajah panik sang pria, dan pencari kerja yang gugup itu dengan canggung mengarang jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepadanya. Saat kesalahpahaman itu disadari, jaringan berita itu meminta maaf. Pria malang itu tidak berpura-pura menjadi seorang tamu penting -- ia justru dikira demikian. Sebaliknya, Ahab, raja Israel, memilih untuk mengabaikan kebenaran dengan mencari jawaban dari nabi-nabi palsu yang berpura-pura menjadi pemimpin agama. Ahab tidak ingin bertanya kepada Tuhan melalui Mikha sang nabi ilahi "sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka" (1Raja 22:8). Sang raja benci terhadap kebenaran. Kadang kita lebih memilih mendengar dusta yang enak didengar daripada kebenaran. Namun, kita perlu mendapat nasihat dari para penasihat yang percaya bahwa "seluruh Kitab Suci yang diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2Timotius 3:16). Jangan biarkan nafsu membuat kita menukar kebenaran Allah untuk dusta -- MRD
LEBIH BAIK MENDENGARKAN KEBENARAN YANG PAHIT
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |