Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2002/04/27 |
|
Sabtu, 27 April 2002 Bacaan : Amsal 18:1-7 Setahun : 1 Raja-raja 1-2; Lukas 19:28-48 Nas : Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya (Amsal 18:2)
|
|
Nyonya Gerutu berkeluh kesah sebab teman-temannya tampaknya menghindarinya, padahal ia sungguh tidak mengerti apa sebabnya. Seandainya saja ia dapat mendengar rekaman suaranya sendiri, ia pasti akan tahu mengapa ia tidak disukai. Ia selalu membicarakan keluhan-keluhan pribadinya, kelemahan-kelemahannya, penyakit-penyakitnya, dan memaksa orang mendengarkan kisah detailnya saat ia harus dirawat di rumah sakit. Jika Anda ingin menjaga persahabatan, janganlah menjadi penggerutu. Kebanyakan orang sudah memiliki masalah sendiri, jadi mereka tidak perlu mendengar masalah-masalah Anda. Di gereja tempat saya melayani, seorang yang sudah berusia lanjut mengharap agar saya dapat mengunjunginya sedikitnya seminggu sekali. Sepanjang masa pelayanan saya, belum pernah saya merasa takut melakukan pelayanan kunjungan seperti ketika mengunjunginya. Setiap minggu ia memaksa saya mendengar cerita tentang kelima operasi yang pernah dijalaninya. Ia tidak pernah menyatakan kebahagiaan dan sukacita atas kesehatan yang saat ini ia miliki atau pemulihan luar biasa yang ia alami. Ia selalu kembali pada hari-hari penderitaannya. Tampaknya ia "menikmati" kesehatannya yang buruk. Padahal, ia masih hidup bertahun-tahun setelah itu. Ia mengingatkan saya pada peribahasa: "Gerbong kereta yang berderit-derit justru akan paling tahan lama." Hari ini, arahkan mata kita pada donatnya, bukan pada lubangnya. Bagikan kebahagiaan Anda pada orang lain, dan serahkan masalah-masalah Anda pada Tuhan -- M.R.De Haan, M.D. GUNAKANLAH WAKTU UNTUK MENGHITUNG BERKAT
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |