Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2005/04/25 |
|
Senin, 25 April 2005 Bacaan : Keluaran 4:10-17 Setahun : Mazmur 43-45 Nas : Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan (Keluaran 4:12)
|
|
Musa mencari-cari alasan pada saat ia dipanggil oleh Allah. "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah" (Keluaran 4:10). Dari pernyataan itu, Musa sepertinya memiliki kesulitan berbicara -- barangkali ia gagap. Akan tetapi Tuhan berfirman kepadanya, "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni Tuhan?" (ayat 11). Kecacatan, ketidakmampuan, kekurangan fisik kita bukanlah suatu kecelakaan. Semuanya itu merupakan rancangan Allah. Dia menggunakan setiap ketidaksempurnaan kita untuk kemuliaan-Nya. Cara Allah mengatasi sesuatu yang kita sebut "keterbatasan" adalah tidak dengan menghilangkannya, namun memberkatinya dengan kekuatan serta menggunakannya untuk kebaikan. Di dalam kitab Perjanjian Baru, Rasul Paulus menyebutkan "duri di dalam daging" yang tak terdefinisikan. Ia telah berulangkali meminta kepada Tuhan untuk mengambilnya (2 Korintus 12:7,8). Akan tetapi Allah justru berkata, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (ayat 9). Rasul Paulus bahkan telah belajar untuk "menikmati" kesulitan-kesulitan yang ia hadapi. "Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku," demikian katanya (ayat 9). "Sebab jika aku lemah, maka aku kuat" (ayat 10) -- DHR KUASA ALLAH PALING JELAS TERLIHAT
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |