Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2019/04/23 |
|
Selasa, 23 April 2019 Bacaan : Matius 28:11-15 Setahun : 1 Raja-raja 5-7 Nas : Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Cerita ini tersebar di antara orang Yahudi sampai sekarang. (Matius 28:15)
|
|
Serdadu-serdadu yang menjaga kubur Yesus turut menyaksikan bagaimana kubur itu terbuka dan kosong karena Yesus telah bangkit. Mereka pun pergi ke kota untuk mengabarkan kepada imam-imam kepala tentang gempa bumi, turunnya seorang malaikat, penggulingan batu besar dari pintu kubur dan keluarnya tubuh Yesus dari dalam kubur dalam keadaan hidup. Alih-alih menjadi percaya kepada Yesus, kesaksian itu mendorong imam-imam kepala merekayasa kebenaran dan menyogok para serdadu dengan banyak uang supaya mereka mau tutup mulut. Para serdadu patuh saja terhadap perintah imam kepala untuk berbohong dengan mengatakan mayat Yesus dicuri oleh para murid-Nya pada malam hari ketika mereka sedang tidur. Padahal, dalam ketentuan hukum tentara Roma berlaku bahwa jika seorang tentara tertidur saat bertugas maka konsekuensinya adalah hukuman mati. Tapi mereka rela mempertaruhkan harga diri dengan berbohong demi uang. Bagaimana dengan kita yang pada saat ini pun telah mendengar kabar kebenaran Kristus? Relakah kita memutarbalikkan kebenaran karena belenggu materialisme? Akankah kita rela menjual kebenaran Kristus demi rasa aman dan kenyamanan yang semu? Manakah yang terasa lebih menakutkan bagi kita: kehilangan gengsi sebagai pribadi yang telah Allah kuduskan, atau kehilangan gengsi karena tidak hidup dengan gaya konsumtif, hedonis, materialis? Jika para imam berani mengorbankan banyak uang demi membungkam kebenaran, seberapa besarkah pengorbanan yang rela kita pertaruhkan demi menyuarakan kebenaran? --EBL/www.renunganharian.net SAKSI KEBENARAN TIDAK AKAN PERNAH RELA MENJUAL KEBENARAN.
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |