Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2017/04/21 |
|
Jumat, 21 April 2017 Bacaan : Yohanes 21:1-14 Setahun : 1 Raja-Raja 1-2:25 Nas : Lalu murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." (Yohanes 21:7a)
|
|
Kita pasti punya sahabat dekat, yang dengan mudah kita rasakan kehadirannya melalui suara, kebiasaan, dehem batuknya, bahkan bayangannya! Ya, semakin kita akrab dan peka terhadap seseorang, semakin mudah kita mengenalinya. Ketika Petrus mau kembali menjala ikan, teman-temannya mengikutinya. Mereka berlayar. Setelah semalaman tak mendapat ikan, dengan mengikuti perintah dari seseorang yang belum diketahui identitasnya, jala mereka penuh ikan! Mereka belum tahu siapa yang memberi perintah, namun mematuhinya. Ini agak janggal dilakukan oleh para nelayan saat berada dalam kondisi "normal". Namun yang terjadi memang peristiwa yang cukup khusus. Setelah berjumpa dengan Yesus yang bangkit, mereka bukan lagi nelayan yang sama. Mereka sudah mengenal Yesus, sudah "naik-turun" dalam mengenal Tuhan. Namun, tak semua mampu menjadikan pengalaman "naik-turun" ini menjadi modal kepekaan merasakan Tuhan. Yohanes lebih prima dari para murid lain. Ia segera mengenali siapa yang memerintah mereka malam itu di tengah danau. Kata Yohanes :"Itu Tuhan!" (ay. 7). Dengan keyakinan bulat dan kepekaan yang terolah baik- bukan prasangka atau dugaan yang beku buta-orang seperti Yohanes akan mantap mengenali Tuhan, merasakan hadirnya serta mengamini perintah-Nya. Bila keyakinan dan kepekaan itu bertumbuh dalam perjumpaan dengan Tuhan, alangkah bahagianya hidup beriman dalam misteri hidup ini. Tuhan dapat kita temui dalam keputusasaan dan kegalauan hati kita, sebab memang Ia tidak pernah melepaskan kita dari mata kasih-Nya. Oh indahnya! --DKL/Renungan Harian HATI YANG TERLATIH MERASAKAN TUHAN
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |