Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1998/04/20 |
|
Senin, 20 April 1998 Bacaan : 2Korintus 12:1-9 Setahun : 1Tawarikh 20-23 Nas : Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku (2Korintus 12:9)
|
|
Ada sebuah kisah yang bercerita tentang sebuah jam tua besar yang berdiri di sudut sebuah ruangan yang sama selama tiga generasi lamanya. Jam tua besar itu dengan setia berdetak menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari. Di dalam jam tua besar itu terdapat sebuah beban berat yang harus ditarik ke atas setiap malam supaya jam itu tetap bekerja. Suatu hari jam tua besar itu dijual, dan pemilik barunya melihat adanya beban berat tersebut. "Menyedihkan sekali," katanya, "jam tua seperti ini harus memikul beban seberat ini." Oleh karena itu, sang pemilik baru pun mengambil beban tersebut dari rangkaiannya. Seketika jam itu berhenti berdetak. "Mengapa Anda melakukan hal ini?" tanya jam itu. "Saya ingin meringankan bebanmu," jawab sang pemilik. "Tolong kembalikan bebanku," pinta jam itu. "Beban itulah membuatku tetap bekerja." Kebanyakan orang mencari cara yang paling mudah untuk menempuh kehidupan ini. Mereka berpikir jika mereka tidak mempunyai beban apapun, mereka dapat menjalani hidup dengan senang dan penuh kemenangan. Mereka tidak menyadari bahwa Allah seringkali memelihara kerohanian kita dengan beban-beban yang terasa meruntuhkan kita. Ujian dapat memberi kita kekuatan rohani. Beban yang kita alami tidak hanya membawa berkat dalam hidup ini, tetapi juga "mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya" (2Korintus 4:17) [HGB]
SEMAKIN BERAT BEBANNYA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |