Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2001/04/18 |
|
Rabu, 18 April 2001 Bacaan : 2 Korintus 5:1-8 Setahun : 1 Tawarikh 14-16 Nas : Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku (Mazmur 23:4)
|
|
Pada akhirnya kelak, kematian akan menghampiri kita semua. Namun, bagi orang Kristen, pintu kematian yang gelap sesungguhnya hanyalah sebuah bayangan. Betapapun menakutkannya kematian itu, kita harus ingat bahwa di balik itu terdapat pintu gerbang yang terang dan bercahaya, yang menuntun kita kepada hidup kekal bersama Yesus! Penulis William H. Ridgeway mengenang masa kecilnya, yakni ketika ia dan temannya suka memetik buah berry. Setelah keranjang mereka penuh, mereka akan duduk-duduk di samping rel kereta api yang ada di dekat situ. Saat matahari terbenam di barat, sebuah kereta akan lewat dan "menggilas mereka." Tentu saja monster besi dengan suara menggelegar dan peluitnya yang melengking itu tidak benar-benar menggilas mereka. Hanya bayangannya saja yang lewat dan seolah menggilas mereka. Dengan sabar mereka menanti di situ. Meski sudah tahu bahwa tidak akan ada bahaya yang mengancam, namun mereka tetap gentar sementara lokomotif dan gerbong-gerbongnya datang mendekat. Saat kereta api itu lewat, selama beberapa detik mereka berada dalam bayang-bayangnya. Kemudian bayangan itu pun hilang. Matahari yang hendak terbenam menyinari mereka dengan cahayanya yang keemasan saat mereka berjalan menuju rumah mereka yang penuh kehangatan. Betapa indahnya ilustrasi tentang "berjalan dalam lembah kekelaman" (Mazmur 23:4) yang dimiliki orang Kristen. Kita tidak perlu takut terhadap bayangan kematian yang mengerikan -- karena Tuhan beserta kita (ayat 4), dan karena kita telah mempunyai sebuah rumah dengan Tuhan yang telah menanti kita di sana (2 Korintus 5:1-8) -HGB BAGI ORANG KRISTEN, KEMATIAN ADALAH BAYANGAN TERAKHIR SEBELUM
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |