Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1998/04/17 |
|
Jumat, 17 April 1998 Bacaan : Bilangan 13:1-2,26-33 Setahun : 1Tawarikh 10-13 Nas : Kami lihat di sana orang-orang raksasa...dan kami lihat diri kami seperti belalang (Bilangan 13:33)
|
|
Saya mempunyai empat deret tanaman arbei yang menggiurkan di kebun. Kenyataan yang ada membuktikan bahwa berita ini telah tersebar ke mana-mana, ke seluruh bangsa burung murai, jalak, dan burung pemangsa lain di sekitarnya. Mereka mempunyai tempat untuk berpiknik! Karena itu, saya menyempatkan diri membuat orang-orangan dari gagang sapu, jas tua, celana dan topi putih. Saya terkejut ketika tak lama kemudian, di suatu pagi, seekor murai yang bijaksana bertengger di atas topi boneka itu dan seakan bernyanyi dengan suara nyaring, "Ada arbei di sini!" Dalam pengamatan saya, ada dua jenis burung: yang arif dan yang bodoh. Burung yang bodoh bertengger di pohon, takut pada boneka sawah itu. Burung yang arif tahu bahwa boneka itu cuma tipuan belaka. Alkitab pun memberitahu kita tentang orang yang arif dan orang yang bodoh. Musa mengirim 12 pengintai untuk mengintai Tanah Perjanjian (Kanaan), tanah yang berlimpah buah dan berkat Allah. Sepuluh orang dari pengintai itu takut pada "orang-orangan" -- orang-orang raksasa dan kota-kota yang berkubu besar dan kuat. Dua "burung" yang arif, yakni Kaleb dan Yosua, percaya bahwa Alah telah memberikan tanah itu kepada mereka. Mereka tidaklah bodoh. Mereka berkata, "Kita akan maju dan menduduki negeri itu" (Bilangan 13:30). Berkat Allah berlimpah bagi orang yang hidup dalam iman dan tidak berhenti hanya karena "orang-orangan" yang berwujud ketakutan dan keraguan [MRD]
ALLAH KITA LEBIH BESAR DARI MASALAH APA PUN
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |