Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2015/04/15 |
|
Rabu, 15 April 2015 Bacaan : Lukas 11:24-26 Setahun : 2 Samuel 13-14 Nas : Akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula. (Lukas 11:26)
|
|
Semasa kanak-kanak, setiap kali melewati jalan itu saya melirik ke arah rumah besar di ujung jalan. Bercampur-aduk rasa takut sekaligus rasa ingin tahu seorang anak. Warga sekitar menyebutnya sebagai "rumah setan". Besar, gelap, dan menyeramkan. Kata orang, dulu penghuninya bangsawan Indo-Belanda. Tetapi, sudah lama mereka pergi -- entah ke mana. Rumah itu kosong. Sepi. Tanpa penghuni. Sejak itu bermunculan ragam-macam cerita seram tentangnya. Hati dan pikiran manusia ibarat sebuah rumah. Tempat hunian. Jadi harus berpenghuni. Jangan dibiarkan kosong. Jika roh jahat telah diusir dari seseorang -- seperti yang dikisahkan dalam Lukas 11:14-23 -- selanjutnya harus segera ada penghuni baru yang menggantikan. Jika tidak, "kekosongan" yang dibiarkan terus-menerus bakal mengundang kerusakan yang lebih buruk lagi (ay. 26). Siapakah Penghuni baru itu? Lukas telah menyiapkan jawabannya di ayat 13. Itulah Roh Kudus! Dia mau menghuni dan beraktivitas di situ! Jangan dibiarkan kosong. Berbahaya! Pikiran jangan kosong. Hati pun apalagi. Jadwal tak baik dibiarkan kosong. Melamun dan menganggur berpotensi mengundang hal-hal yang negatif. Kebiasaan buruk yang telah dibuang harus segera diganti dengan yang baru untuk mencegahnya muncul kembali. Para pensiunan patut mencari kegiatan pengganti yang positif. Kehidupan baru anak-anak Tuhan harus penuh. Penuh dengan Roh -- yang selain menghuni, juga ingin aktif berkarya di dalam hidup kita. -- Pipi A Dhali /Renungan Harian HIDUP BARU ITU ARTINYA MEMBUANG PERI KEHIDUPAN LAMA,
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |