Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2002/04/15 |
|
Senin, 15 April 2002 Bacaan : Yohanes 4:1-15 Setahun : 1 Samuel 27-29; Lukas 13:1-22 Nas : Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria? (Yohanes 4:9)
|
|
Dalam Yohanes 4:1-15, kita membaca bahwa Yesus lelah, lapar, dan haus. Sebagai Putra Allah, Dia dapat memenuhi semua kebutuhan jasmaninya sendiri. Semestinya Dia mudah mendapatkan makanan dan minuman. Namun Yesus tidak bersikeras untuk memenuhi semua kebutuhan-Nya sendiri. Waktu itu, murid-murid-Nya pergi ke kota untuk membeli makanan. Sementara itu Dia duduk di pinggir sumur Yakub untuk beristirahat dan menunggu. Kemudian, saat seorang perempuan Samaria yang moralitasnya diragukan datang untuk menimba air, Dia melakukan hal yang mungkin enggan dilakukan oleh sebagian besar dari kita: Dia meminta minum dari perempuan itu. Selama bertahun-tahun saya melewatkan suatu pelajaran penting tentang kemanusiaan Tuhan, sampai Dia mengajar saya tentang egoisme terselubung karena sikap saya yang tidak mau mengizinkan orang lain menolong saya. Suatu hari seorang teman berusaha berbuat baik kepada saya, tetapi seperti biasanya saya menolak. Dalam kekecewaannya ia berkata, "Kamu tahu nggak? Kamu tuh terlalu pelit untuk menerima!" Seketika saya sadar! Benar, saya selalu berusaha menjalankan firman, "Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima" (Kisah Para Rasul 20:35). Masalahnya, dalam usaha saya untuk tidak egois, saya selalu merasa harus menjadi Pemberi. Orang lain juga rindu untuk mengalami berkat dalam memberi. Sayang kita sering kali mengecewakan mereka dengan menolak bantuan mereka. Marilah kita belajar menjadi penerima yang murah hati, seperti Yesus -JEY BERMURAH HATILAH UNTUK MENERIMA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |