Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2013/04/13 |
|
Sabtu, 13 April 2013 Bacaan : Lukas 8:26-39 Setahun : 2 Samuel 6-9 Nas : Ketika ia melihat Yesus, ia berteriak lalu sujud di hadapan-Nya... (Lukas 8:28)
|
|
Pada 1717 di Dresden, Jerman, direncanakan kontes bermain orgel antara komposer Johann Sebastian Bach dan Louis Marchand, pemain orgel dari Prancis. Pagi menjelang kontes, Marchand berjalan-jalan santai di pekarangan gereja dan mendengar suara orgel. Penasaran, ia mengintip ke dalam gereja. Ternyata, Bach sedang berlatih. Menyaksikan kemahiran Bach dalam bermain orgel, hatinya sontak menciut. Ia buru-buru meninggalkan tempat itu untuk pulang ke negara asalnya. Ia tidak berani meneruskan kontes dengan Bach, salah satu maestro musik era Barok. Ia kalah sebelum bertanding. Tampaknya, laki-laki dari Gerasa itu dirasuki setan-setan yang perkasa. Mereka memiliki kekuatan yang luar biasa (ay. 29). Namun, sewaktu berhadapan dengan Yesus, mereka kecut-melebihi mindernya Marchand kepada Bach. Mereka tahu bahwa Dia adalah Allah yang hidup (ay. 28). Dia berotoritas untuk memerintahkan dan mengusir setan (ay. 29-33). Tidak ada perlawanan dari setan itu karena Yesus bukan tandingan mereka. Anehnya, bila setan begitu takut untuk diusir Yesus, sebaliknya penduduk Gerasa malah takut sehingga mengusir Yesus (ay. 37). Setan takut dan hormat. Penduduk Gerasa takut, tetapi tidak hormat. Sungguh ironis. Jadi, kita tidak usah takut kepada setan karena kita adalah anak Allah yang Mahatinggi. Justru merekalah yang gentar terhadap Roh Allah di dalam diri kita. Dan, tidak seperti penduduk Gerasa yang mengusir Tuhan, kita mengembangkan sikap hati yang takut sekaligus hormat kepada Allah. -- JIM KETAKUTAN KITA KEPADA SETAN ADALAH
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |