Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2001/04/13 |
|
Jumat, 13 April 2001 Bacaan : Kolose 1:9-23 Setahun : 2 Raja-raja 23-25 Nas : Aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus (Galatia 6:14)
|
|
Berabad-abad sebelum Yesus lahir, salib digunakan sebagai alat untuk menyiksa dan membunuh. Sebagai contoh, pada tahun 519 SM, Raja Darius I dari Persia menyalibkan 3.000 musuh di Babel. Hukuman mati seperti ini kemudian dipakai bangsa Roma untuk menghukum orang asing dan budak. Sejak Yesus Kristus memikul dosa kita di Kalvari (1 Petrus 2:24), kayu salib mendapat arti yang baru. Di Kalvari, melalui "darah salib Kristus" sang Juruselamat melepaskan kita dari penghakiman dan mendamaikan kita dengan Allah (Kolose 1:20,21). Rasul Paulus mengerti benar akan arti salib. Di waktu lalu ia telah melakukan banyak hal yang membuat dirinya mendapat kepuasan dan kebanggaan pribadi (2 Korintus 11:16-12:13). Namun ia telah meninggalkan semua itu sehingga kepada jemaat di Galatia ia menulis, "Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus" (6:14). Bila kita mengerti apa yang telah Yesus perbuat bagi kita di atas kayu salib, niscaya kita akan menjadi rendah hati. Sebab segala usaha kita sia-sia adanya; Dialah yang telah mengerjakan segalanya! Sang Juruselamat yang telah bangkit mengundang semua orang untuk datang dan percaya kepada-Nya dengan sikap rendah hati. Dengan percaya bahwa Dia telah mati di kayu salib untuk menggantikan kita yang berdosa, maka kita akan menerima pengampunan. Tak heran jika seorang penulis lagu pujian yang terkenal bernama Horatius Bonar menyerukan, "Haleluya bagi salib Kristus!" -- HGB SALIB KRISTUS ADALAH JEMBATAN
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |