Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2006/04/12 |
|
Rabu, 12 April 2006 Bacaan : 2Raja 20:12-21 Setahun : 1Samuel 19-21; Lukas 11:29-54 Nas : Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian (Amsal 29:23)
|
|
Ketika saya masih kecil, keluarga kami tinggal di daerah pertanian. Pada suatu musim semi, kami berhasil membunuh tiga belas ekor ular derik dalam waktu singkat. Membunuh ular berbisa adalah suatu hal yang mudah jika Anda tahu tempat ia berada dan sejauh mana jangkauan serangannya. Karena itulah, saya dan saudara-saudara saya tidak pernah merasa khawatir dengan ular-ular yang dapat kami lihat. Akan tetapi, kami akan sangat khawatir kalau-kalau menginjak ular berbisa yang kehadirannya tidak terlihat oleh kami. Raja Hizkia "digigit" oleh sebuah godaan yang terselubung, bukan digoda oleh Iblis yang besar dan tampak jelas. Hal tersebut terjadi karena ia membiarkan sikap sombong dan mengandalkan diri sendiri menghancurkan kariernya. Ia seharusnya percaya kepada Tuhan yang akan memberinya perlindungan dari para musuh. Akan tetapi, ia malah mencari perlindungan melalui suatu persekutuan dengan bangsa yang menyembah berhala (2Tawarikh 32:25,31). Sayang sekali raja yang baik itu justru menodai pemerintahannya dengan dosa ini. Kita patut waspada agar tidak membiarkan kesombongan bertakhta di hati kita sehingga kita, seperti Hizkia, menyerah terhadap tipu muslihat musuh. Mungkin kita dipersiapkan untuk melawan ajakan dosa yang tampak jelas dan dapat menodai nama kita, tetapi bisa jadi kita tidak siap menghadapi godaan kehidupan yang "cerdik". Waspadalah terhadap "ular derik yang tersembunyi". Ular-ular seperti itu justru yang paling membahayakan! -- HVL JIKA ANDA INGIN MENAKLUKKAN GODAAN
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |