Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2011/04/03 |
|
Minggu, 3 April 2011 Bacaan : Markus 2:18-22 Setahun : 2 Samuel 2-4 Nas : Dapatkah sahabat mempelai laki laki berpuasa sedangkan mempelai itu bersama mereka? (Markus 2:19)
|
|
Ada beberapa denominasi gereja tertentu memiliki tradisi berpuasa dan sangat mementingkan ajaran tentang puasa dan ada yang tidak. Bagi bangsa Yahudi, puasa merupakan tradisi keagamaan yang sangat penting, golongan Farisi bahkan memiliki kebiasaan berpuasa dua kali seminggu (Lukas 18:12). Di Perjanjian Lama, ada seruan berpuasa sebagai ungkapan kesedihan (1 Samuel 31:13; 2 Samuel 1:12), atau ungkapan pertobatan (1 Samuel 7:6). Tetapi bagi golongan Farisi, puasa juga merupakan aktivitas rohani yang menampakkan kesalehan supaya berbeda dengan orang lain (Lukas 18:11, 12). Mengapa saat murid-murid Yohanes Pembaptis dan orang Farisi berpuasa, murid Yesus tidak melakukannya? Bagi Yesus, murid-murid-Nya bagai para sahabat yang sedang menyongsong mempelai laki-laki. Dan, mereka dipenuhi sukacita surga sebab Yesus sang mempelai itu telah datang. Datang untuk membuka relasi baru, yaitu hidup diperdamaikan dengan Allah. Datang untuk mengasihi orang berdosa dan meniadakan dosa yang dibenci-Nya melalui pengorbanan Yesus di kayu salib. Maka, murid-murid itu tak perlu lagi berdukacita atas dosa dan kesalahan mereka. Namun jangan salah, puasa itu penting. Sebab Yesus tak pernah meniadakan puasa (ayat 20). Yesus justru meluruskan tujuan puasa. Bukan untuk menonjolkan kebanggaan manusia akan kesalehannya. Puasa yang sesungguhnya dilakukan demi membangun relasi yang intim dengan Allah, mengasah kepekaan diri akan kehadiran Allah, menjadi peka akan dosa, dan selalu terbuka untuk mengikuti kehendak-Nya dan bukan pemuasan kehendak diri sendiri. Selamat berpuasa -- SST BERPUASA ADALAH MENANGGALKAN KEINGINAN DIRI
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |