BENAR NAMUN DIPERSALAHKAN

Beberapa tahun silam, seorang mahasiswa yang menyampaikan Injil Kristus di sekitar daerah rawan di kota London, bertemu dengan segerombolan orang yang menunjukkan sikap permusuhan. "Tikus kau!" sergah salah seorang dari mereka sambil mencengkeramnya. "Aku sedang berpikiran ingin meremukkan rahangmu!"

"Sobat," sahut pria muda itu, "jika hal itu benar-benar dapat membuatmu lega dan membuat saya bukan tikus, lakukanlah dan remukkan rahang saya."

Sang penulis yang melukiskan peristiwa itu mengakhiri penuturannya dengan berkata, "Rahangnya tidak jadi diremukkan dan gerombolan itu pun bubar."

Tanggapan yang tenang dari sang mahasiswa terhadap ancaman tersebut sangatlah tepat dan serupa dengan cara Kristus. Rasul Petrus mengatakan bahwa ketika Tuhan kita Yesus Kristus dicaci maki, "Ia tidak membalas. Ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil" (1Petrus 2:23).

Pernyataan iman kita kepada Allah yang adil dan berkuasa akan mengalami ujian yang pahit bila kita ditentang saat membela kebenaran. Jika kita menyerang kembali, berarti kita mengandalkan kekuatan sendiri. Jika kita mengikuti teladan Yesus, berarti kita bersandar pada kuasa Allah.

Sekalipun timbul sesuatu yang menyulut kemarahan kita, namun bila kita menaruh iman percaya kepada Tuhan, niscaya kita akan mampu melakukan apa yang benar, meski dipersalahkan -- DCM

MEMBALAS KEBAIKAN DENGAN KEBAIKAN ITU PATUT DIPUJI
MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN ITU SERUPA DENGAN KRISTUS