Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2007/03/28 |
|
Rabu, 28 Maret 2007 Bacaan : Ratapan 3:19-32 Setahun : Hakim 4-6; Lukas 4:31-44 Nas : Tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Rat. 3:22,23)
|
|
Dalam perjalanan pembelajaran ke Israel, grup kami telah beristirahat semalam penuh di hotel Tiberias. Saat bangun di pagi hari, saya menghampiri jendela dan menatap keindahan matahari terbit di Laut Galilea. Ketika membayangkan tempat-tempat yang akan kami kunjungi pada hari itu, yaitu tempat-tempat yang juga dijalani oleh Yesus 2.000 tahun lalu, saya menjadi bersemangat mengingat kesempatan yang akan kami lewatkan, yang telah diawali dengan keindahan matahari terbit tadi. Akan tetapi, kita tidak harus pergi ke Israel untuk dapat mengagumi hal-hal yang telah Allah berikan kepada kita setiap hari. Setiap pagi kita disodori dengan berbagai tantangan baru dan berkat yang berlimpah bila kita berjalan bersama Kristus. Tak peduli kesalahan yang kita buat kemarin, keputusan yang kita sesali, dan sakit hati yang kita miliki, Allah tetap menaruh belas kasih kepada kita. Matahari terbit mengingatkan kita pada kesetiaan-Nya dan awal yang baru yang diberikan-Nya setiap hari. Mungkin sukacita sederhana tentang keindahan matahari terbit inilah yang mendorong Yeremia menulis, "Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Rat. 3:22,23). Setiap hari baru yang Tuhan anugerahkan kepada kita, entah di Israel atau di rumah kita sendiri, merupakan suatu ungkapan kesetiaan-Nya dan memberi kita suatu kesempatan untuk hidup bagi-Nya -- WEC Tuhan, dalam ketenangan embun pagi, ALASAN TERBAIK UNTUK BERPENGHARAPAN
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |