Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1998/03/25 |
|
Rabu, 25 Maret 1998 Bacaan : Lukas 22:31-34 Setahun : 2Samuel 9-12 Nas : Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau (Lukas 22:31-32)
|
|
Pada zaman Yesus, para perempuan menampi gandum dengan cara menggenggam saringan pada kedua tangan dan menggoyangkannya dengan kuat dari sisi ke sisi. Kemudian mereka menggerakkan saringan itu maju mundur sambil meniup gandum untuk membuang sekamnya. Ini merupakan proses yang sulit. Inilah gambaran yang digunakan Tuhan untuk memperingatkan murid-murid-Nya mengenai pencobaan berat yang akan mereka hadapi tatkala Dia disalibkan. Mereka akan menjadi seperti gandum, dan penampi adalah musuh mereka, yakni Iblis. Kemudian Yesus memilih Petrus. Dia berkata kepadanya, "Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur" (Lukas 22:32). Tetapi bukankah penyangkalan Petrus (ayat 54-62) merupakan kegagalan imannya? Teolog terkenal G. Campbell Morgan menulis, "Imannya tidaklah gagal...ketika ia menyangkal sang Guru. Demikian pula kasihnya tidaklah gagal. Apa yang gagal? Pengharapannya...dan ketika pengharapan tidak ada lagi, keberanian menjadi hilang dan manusia menjadi seorang pengecut." Barangkali kesulitan menyebabkan kita "menyangkal" Tuhan. Seperti Petrus, kita tetap mengasihi Yesus, tetapi betapa memalukannya tindakan kita! Semuanya belum terlambat. Tuhan berkata kepada Petrus, "Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu" (ayat 32). Kata-kata ini berarti pengampunan, pemulihan, dan kesempatan baru untuk pelayanan. Tampian Iblis tidaklah dapat menggagalkan doa Yesus. Dan hal ini berlaku untuk kita sebagaimana halnya pada Petrus [DJD]
MUSLIHAT IBLIS BUKANLAH TANDINGAN KUASA SANG JURUSELAMAT
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |