Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/03/10 |
|
Selasa, 10 Maret 2009 Bacaan : Ulangan 18:9-14 Setahun : Ulangan 32-34 Nas : ... ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal ... (Ulangan 18:11)
|
|
Raja Henry IV dari Inggris pernah diramal bahwa ia akan menemui ajalnya di sebuah tempat bernama Yerusalem. Mula-mula ia merasa aman karena Yerusalem sangat jauh dari Inggris. Namun pada tahun 1413, sewaktu menghadiri sebuah upacara gereja, raja tiba-tiba jatuh sakit dan harus dirawat di sebuah ruangan di gereja tersebut. Tak disangka, ruangan itu bernama "Yerusalem". Dan, karena begitu percaya ramalan, raja sangat takut dan meninggal! Apakah ramalan terhadap Raja Henry memang tepat? Sepintas, ya. Namun, sebenarnya ramalan itu takkan berpengaruh andai Raja Henry tidak memercayainya dan menjadi sangat ketakutan. Jadi, sang raja meninggal bukan karena manjurnya ramalan, tetapi karena ketakutannya sendiri. Ramalan yang sudah ada sejak zaman dulu, kembali populer di masa kini. Ada program komputer yang bisa meramal hidup seseorang, ada program di televisi yang juga melakukan hal serupa. Ada layanan SMS yang bisa dikirim untuk mendapat nasihat ramalan. Dan, setiap majalah atau tabloid masih terus memuat rubrik ramalan bintang! Allah menentang semua hal yang berbau okultisme, termasuk ramalan berbau klenik dan magis. Ramalan membuat kita tak lagi berharap dan percaya kepada Tuhan, sebaliknya memercayai perkataan manusia. Jangan terlibat hal-hal seperti ini. Ramalan-ramalan demikian tidak akan mendatangkan damai sejahtera, tetapi mendatangkan ketakutan, kekhawatiran, serta efek-efek negatif lain. Lebih jauh, memercayai ramalan merupakan kekejian di mata Tuhan. Kita kerap berdalih bahwa itu hanya "iseng". Namun jika terus dilakukan, lama-lama kita percaya juga. Akhirnya, hidup kita bukan lagi diatur Tuhan, tetapi ada di tangan para peramal. Kalau sudah begitu, siapa yang rugi? -PK DI MANAKAH KITA MENARUH HIDUP;
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |